Senin, 02 November 2015

Review Novel A long long Sleep



Sebuah novel yang berkisah tentang seorang gadis bernama Rosalinda Samantha Fitzroy yang tertidur Di Usia 16 tahun dalam sebuah alat yang dinamakan Stase selama 62 tahun dan dibangunkan oleh kecupan seorang pemuda. Selama 62 tahun tidurnya Rose melewatkan banyak hal, Dunia telah berubah dan orang-orang yang Ia sayangi telah tiada, kedua orangtuanya telah meninggal dalam kecelakaan dan Ia juga kemungkinan telah kehilangan kekasihnya, Xavier. Novel ini berjudul ‘A long long Sleep” karangan Anna Sheehan terbitan Penerbit Atria. 

Rose sendiri adalah putri dari Mark Andrew Fitzroy dan Jacqueline Fitzroy pemilik perusahaan terbesar dalam sejarah umat manusia, UniCorp. Unicorp sendiri selama 62 tahun itu telah menjelma menjadi perusahaan bisnis raksasa antarplanet yang merajai segala bidang dari Industri, Sains, dan lain-lain. Rose yang dibangunkan oleh oleh seorang Pemuda yang bernama Brendan sekarang mau tak mau harus memikul beban sebagai pewaris satu-satunya Kerajaan Bisnis orang tuanya itu. 

Selama masa-masa adaptasi Rose di Zaman baru, rahasia-rahasia mulai terungkap, kenyataan pahit bahwa orangtuanya selama ini ternyata hanya menganggapnya sebagai mainan semata. Orangtuanya dengan kekayaan dan koneksi yang mereka miliki mampu membeli beberapa tabung Stase yang sebenarnya ilegal untuk digunakan. Saat orangtua ingin memasukkan anaknya ke tabung stase, harus ada surat permohonan kepada pemerintah, dan pernyataan tertulis dari dokter yang menjelaskan mengapa stase perlu dilakukan dan sering kali disertai biaya pengajuan, sekedar mencegah agar orangtua tidak seenaknya melakukan hal semacam ini. Anak-anak dengan penyakit kronis yang melemahkan tubuh kadang-kadang distase dengan harapan mereka bisa tetap hidup sampai obatnya ditemukan. Hanya untuk kasus seperti itu dan juga untuk orang-orang yang akan berpergian jauh ke koloni-koloni manusia di luar angkasa yang perlu untuk distase karena perjalanan yang memakan waktu sangat lama. 

Untuk lebih jelasnya, ini perumpamaan yang dikatakan kakeknya Brendan kepada Rose, walau sebenarnya perumpamaan ini adalah kenyataan yang dialami oleh Rose sendiri.

“bayangkan, orangtua merasa kewalahan. Bayinya menangis sepanjang hari. Yang mereka butuhkan hanyalah tidur siang setengah jam. Semua orangtua pernah merasa seperti ini. Mereka menidurkan anak mereka dalam keadaan stasis sampai mereka merasa lebih mampu menangani situasi. Mereka melakukan itu bukannya mencari pengasuh bayi, bukannya mengelola jadwal mereka, bukannya mengakui bahwa mereka butuh bantuan. Demi kenyamanan mereka sendiri. Aku akui, satu kali stase mungkin sepertinya lebih baik daripada anak itu disiksa, sepertinya tidak terlalu buruk”
“tapi sekarang bayangkan anak itu berusia dua, tiga tahun. Orangtuanya ingin menggelar pesta hari raya, tapi anak itu akan merepotkan kalau dia menghalangi. Tidurkan anak itu dalam keadaan stasis sampai pesta selesai. Tidak butuh waktu lama, demi kenyamanan mereka sendiri”
“lalu sekarang mereka ingin pergi berlibur”
“Bulan madu kedua yang romantis, tidak mau membawa anak lima tahun yang bisa merusak suasana. Kembali dalam stase. Anak itu sekarang tiga belas tahun, Dia ingin ikut karyawisata selama seminggu dan dia bertengkar dengan ibunya mengenai hal itu, Sungguh menyusahkan. Stase Dia sampai karyawisata selesai. Masalah terpecahkan”
“stase dia kalau kau lelah, stase dia kalau dia rewel, stase dia kalau kau bosan padanya, stase dia kalau tidak melakukan persis seperti yang kau inginkan. Tanpa kau sadari si orangtua telah bertambah sepuluh, dua belas, dua puluh tahun,.... semetara anak mereka masih tetap anak-anak”

Intinya Stase malah melanggar hak hidup seseorang, mencuri tahun-tahun hidup seseorang, mengambil sesuatu yang sangat berharga dan tidak dapat diperoleh kembali, waktu. 

Kenyataannya, Rose telah distase dalam waktu delapan puluh tahun lebih dan kondisinya tetap sama seperti terakhir distase, enam belas tahun. di tahun-tahun awal, ia mengira ibunya melakukan itu untuk kebaikannya, namun ternyata, mereka ingin Rose tetap menjadi anak-anak selama mungkin, demi kepentingan mereka sendiri. Supaya Ibunya bisa punya boneka hidup untuk didandani dan dimainkan. Supaya ayahnya bisa punya seseorang yang selalu patuh yang selau siap mengatakan “ya, sir. kau tahu yang terbaik”. Mereka berpikir mencintaimu namun tidak tahu caranya. 

Belum lagi hari-hari yang Rose sempai lalui bersama kekasihnya yang juga tetangganya saat dulu. Saat-saat dia ikut membantu menganti popok pacarnya itu, lalu saat mendongeng cerita pada pacarnya dan akhirnya melihat kekasihnya itu sendiri telah tumbuh dari seorang bayi menjadi pemuda yang gagah. Berbanding terbalik dengan Rose yang berkali-kali ditinggalkan oleh orangtuanya di dalam tabung stase dan membuatnya tetap pada usianya sekarang. Banyak waktu yang harusnya bisa dilewati bersama Xavier, malah terlewat olehnya didalam tabung stase milik orangtuanya.

Bebagai kejadiaan pelik menimpa Rose setelah terbangun puluhan tahun lamanya, juga tentang Plastine, Manusia yang diprogram untuk membunuhnya. Serta fakta bahwa dia ternyata memiliki dua orang kakak yang juga disembunyikan orangtua mereka dalam keadaan stase.

Buku ini menyajikan cerita yang cukup ringan, serta berlatar masa depan. Nuansa Romantis dalam novel ini tidak begitu vulgar dan cocok jadi bahan bacaan anak-anak dibawah umur. 

Kenyataan bahwa Rose kehilangan begitu banyak waktu untuk bersosialisasi karena dikekang oleh orangtuanya seakan menyentil kehidupanku sendiri. Walau bukan orang yang sedemikian kayanya, namun aku sendiri sudah kehilangan banyak waktu dimasa remajaku. Sesuatu yang tidak akan pernah bisa kubeli lagi.
di Novel ini, kita seolah menyinggung para orang tua yang sangat ketat mengawasi anak-anaknya dengan dalih agar tidak terbawa arus pergaulan bebas, padahal kita tahu dunia begitu cepat berubah, zaman ke zaman begitu berbedanya. Orang tua yang berpikiran kolot tidak menyadari anak-anak yang banyak menghabiskan waktu dirumah berubah begitu cepat, mereka dewasa namun akhirnya mereka tidak siap menerima perubahan di dunia luar rumah. Ada begitu banyak waktu yang harusnya mereka bisa nikmati. Persetan dengan ajaran orang dulu tentang menaati orang tua. Jika orang tuamu tidak peduli betapa tertekannya dirimu. Jika kita berpikir kebahagiaan orang tua adalah kebahagianmu, kau salah. Ada bagian dimana kebahagian kita juga jadi kebahagian mereka. Bukannya kita egois atau apa, karena kita berhak bahagia atas diri kita sendiri. Orang tua yang selalu menyalahkan anak-anaknya jika mereka menolak melakukan apa yang mereka inginkan lupa bahwa anak-anaknya lahir atas keinginan orang tua mereka sendiri.      Anak-anak seakan distase, waktu berhenti sejenak saat mereka melakukan kesalahan, hukuman dikurung dikamar, dibatasi pergi kemana akhirnya hanya akan membuat mereka gila perlahan-lahan.
Kepada orangtua, kalian berhak membatasi mereka tapi tidak mengatur hidup anak-anak kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar