Jumat, 02 Oktober 2015

Review Novel THE LAST CONCUBINE



Lagi kembali, review sebuah novel bertema Japang. Dari bentuknya Novel ini lebih mirip kamus setebal  4 cm (cukup nyaman untuk digunakan sebagai bantal saat pengen tertidur di kelas xixixi). Novel ini judulnya The Last Concubine karangan Lesley Downer yang diterbitkan oleh Penerbit Matahari tahun 2008.

Covernya cukup bagus, sayangnya tulisan judulnya makin lama makin pudar, entah karena keseringan dibaca atau apa. isi Novel ini menarik, saat membaca novel ini kita di suguhkan dengan gambaran jepang di akhir Era Runtuhnya Tokugawa hingga kepemimpinan kaisar Meiji. 

Novel ini berkisah tentang seorang gadis petani yang Cantik bernama Sachi yang berkulit putih pucat dan bermata hijau. Ia terlihat berbeda dari teman sebaya serta orang tuanya di Desa Kiso. Terungkap bahwa ternyata Sachi adalah anak angkat dari Keluarga yang membesarkannya. Perjalanan hidupnya dimulai saat Rombongan Tuan Putri Kazu, adik dari kaisar yang berkuasa saat itu yang akan menikah dengan Shogun Iemochi. Putri Kazu melakukan perjalanan jauh ke istana Edo itu akan singgah beristrirahat di Desa Sachi. Saat itu lah Putri Kazu bertemu pandang dengan Sachi untuk pertama kalinya dan mengangkat Sachi sebagai dayang-dayangnya. Sachi kemudian dibawa ikut serta ke istana Edo, lebih tepatnya istana para perempuan di Kastil Edo. 

Hidupnya kemudian berubah saat Putri Kazu memberikan Sachi sebagai hadian bagi suaminya Shogun Iemochi, jadilah akhirnya Sachi sebagai Nyonya Ruang Samping yang Terhormat dengan nama baru Lady Yuri dan ini menjadikannya selir yang mulia Shogun setelah Putri Kazu yang sebagai Istri pertama tentunya.  Belum sempat memberikan yang mulia Shogun keturunan, Tiba-tiba semua kebahagian Sachi yang hanya sekali saja pernah bertemu dengan Shogun Iemochi di tempat Tidur itu berubah, sang Shogun dinyatakan meninggal dunia. Dunianya seakan runtuh saat Ia akhirnya diharuskan memotong pendek rambutnya lalu menjalani kehidupan sebagai rahib dan memiliki nama Buddha sebagai Mantan Selir Lady Shoko-in. 

Lalu berita buruk yang lain datang tak lama setelah mangkatnya Shogun Iemochi. Shogun Iemochi yang tidak memiliki keturunan dan penerus digantikan oleh sepupunya yaitu Shogun Yoshinobu. Hanya saja, Shogun baru ini terlalu pengecut dan memilih untuk menyerahkan kekuasaan pada Kaisar, Sang Putra Langit yang menurut kabar adalah orang suci, menyerupai dewa yang hidup tertutup dari dunia luar di Kyoto dan hanya melaksanakan penyelenggaraan upacara-upacara keagamaan. Sang Kaisar yang baru ini berumur 15 tahun juga merupakan Keponakan dari Putri Kazu.

Seperti yang sudah diperkirakan Putri Kazu, akhirnya Ronin Selatan yang Pro dengan Kekaisaran Di Kyoto menyerang benteng dan kastil Edo. Istana Perempuan tak Luput dari penyerangan, para Ronin mengincar Putri Kazu untuk dijadikan tawanan. Sachi pun dengan gagah memasuki Joli kerajaan dan menyamar menjadi Putri Kazu sebagai umpan agar Para Ronin Selatan tidak menyerang Istana Perempuan. 

Bagaimana Nasib Sachi selanjutnya, bagimana pula dengan Percintaan tabunya dengan seorang Ronin Utara yang berperang dengan ronin Selatan dan membela mati-matian klan Tokugawa serta berpihak pada Shogun baru yang sama sekali tidak memikirkan nasib klannya. Juga Sachi yang ternyata adalah anak hasil hubungan terlarang dari seorang selir Shogun terdahulu dengan seorang Tukang Kayu yang mirip pemain Kabuki tampan. Pencarian terhadap ayahnya yang ternyata sekarang berpihak pada Ronin Selatan dan Kaisar, yang secara tidak langsung Sachi dan Ayah Kandungnya berada dipihak yang berseberangan. Belum lagi pertanyaan kemana menghilangnya ibunya tersebut. Mau tau cerita selanjutnya,, beli bukunya. hihihi

Kalo kebanyakan cerita nanti jadi spoiler berat. Saat membaca buku ini aku jadi ngebayangin Pola Kimono-kimono milik perempuan-perempuan penghuni Istana Edo. Selama ini tidak banyak yang tahu tentang bagaimana kehidupan di istana perempuan itu, karena banyak dari mereka yang merahasiakannya. selain itu jadi tahu kalau Perempuan dari Istana Kekaisaran Kyoto sama perempuan Kastil Edo gaya rambutnya beda. Yang satu biasanya di gerai panjang lurus kebawah menyentuh lantai (gak kebayang ribetnya), satunya lagi di sanggul cantik persis kaya cewek dicover novel ini. Aroma juga memainkan peran penting di novel ini, membayangkan Sachi saat mencium jubah milik ibunya yang beraroma Musk, lidah buaya, minyak getah wormwood, lalu sejenis bubuk damar dan asap kayu, kebayang betapa Wewangian bisa jadi bagian jati diri seseorang. Cerita di novel ini sebagian besar memang benar-benar terjadi, peperangan ronin selatan dan utara, perselingkuhan ibunya Sachi, para Shogun, Kaisar, putri Kazu, semua benar-benar ada. Diceritakan juga sedikit tentang Legenda EMAS Tokugawa yang hilang saat peperangan (sengaja ditulis huruf besar hahahaa). Sayangnya Istana Para Perempuan ini akhirnya dihancurkan oleh Kaisar yang mengambil alih kastil Edo ini dan dijadikan Taman, sayang sekali.
Novel ini cocok banget buat orang yang senang sama sesuatu bertema sejarah, kejejepangan, kerajaan dan Cintaaahhh ak C.I.N.T.A (jadi nyanyi).. karena ketebalan buku ini, bacanya lama, 3 harian lah kalo lagi sibuk-sibuknya (sibuk makan sama tidur), tapi kalau sanggup baca buku ini dalam waktu satu hari, KALIAN luar biasahh,
tapi kalo yang agak gak suka baca buku yang kayak kamus dan ga bergambar ini, mending urungkan niat kalian. yang ada malah ga ngerti ceritanya. huehehe.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar