Awalnya saya merasa gang or geng (kebanyakan orang nulisnya gini, jadi saya bakalan nyebutnya 'geng' aja ya). kembali ke 'awalnya' tadi saya mengira geng itu cuma ada di cerita-cerita doank. emangnya kalo you-you semua ngumpulnya sering terlihat ama orang-orang itu aja bisa di sebut geng? ga kan. itu cuma pemikiran picik saya yang sempit aja tentang geng. hohoho. ternyata ga usah liatnya ke geng yang lebih besar, anak SD yang bahkan keteknya masih bau terasi aja (katanya yaaa, bukan maksud untuk membuat eneg anda-anda pecinta sambel terasi) sudah punya geng-gengnya sendiri. Tapi geng yang kek ginian menurut saya adalah sumber dari segala bullying yang terjadi di sekolah-sekolah. gimana ga, mereka temenannya sama itu-itu aja, ngumpulnya ama itu-itu aja. yang kasian kan anak-anak lain yang menurut mereka kurang kompeten untuk masuk geng mereka. kan kasian. ujung-ujungnya anak-anak yang non geng malah jadi subjek bullying, dikata-katain sama geng-geng krucil macam gituan.
terus, di SMP, SMA sama kampus-kampus lainnya, geng udah jadi semacam lumut yang selalu nempel di WC Umum (haha).
Saya udah pernah ngeliat geng-geng kaya gitu di SMA saya dulu. Salah satu dari geng ini,. Saya sih sebenarnya lumayan lah akrab sama mereka, tapi entah kenapa saya ga niat and males ikut geng2 macam gitu (note:alasan aja, bilang aja emang ga di ajak gabung!). Hhe mungkin mereka pikir saya ga ghaol, ga keren, ga cantik and ga cukup uang buat beli jaket seragam kek gitu (tapi emang bener siih). Sebenarnya mereka itu baik yaa, welcome aja sama saya. Tapi kalo urusan ngumpul2 hmmmm jangan harap saya di ajak. Saya sendiri susah kalo di ajakin ngumpul, secara mamak dirumah jaman2 itu sangarnya minta ampun (kalo sekarang mamak baaaeeekk bgt). Sebagai geng, ga punya musuh itu serasa ga lengkap. Geng cewek elegan itu juga punya musuh2 yg iri dengki ato pun ada dendam, secara mereka juga idolanya cowok2. Hhaha. Ga jarang salah satu anggotanya terlibat perkelahian antar sesama cewek. Ahh bahagianya liat mereka saling lempar kata2 yang biasanya disensor itu, kadang2 saling tampar & cakar. Ini pemandangan luar biasa 'ekstrim' bagi saya.
Kalo di kampus saya dulu ceritanya laen lagi yaa. Ga ada ceritanya cakar-cakaran ato saling tampar, semuanya damai. Inilah yang bisa disebut geng2 elegant yg sebenarnya. Ini menurut mata batin saya yaa, ga tau pendapat yg lain. Dikelas saya banyak geng2 berserakan, tapi kalo urusan ngerjakan tugas kaya makalah, proposal, KTI, ato saat PKL, semuanya bisa gabung sama siapa aja ga peduli dia dari geng mana. Ajaib..
Kalo di tmpt kerja,, Dulu kami semua 1 ruangan lalu sejak negara api menyerang, eh salah, sejak kepala ruangan meminta beberapa dari kami di pisah dan ditaruh diruangan lain, semuanya berubah. Saya yang lagi labil sempat menjudge mereka sebagai geng.
Tapi lama2 saya jadi sadar, beda ruangn tentu beda prioritas tugas, jadi kadang brda juga circle pertemanannya.
Dari semua ini saya jadi kepikiran, kita hidup bukan dari apa yg orang lain pikir tentang kita, tapi apa yg kita pikirkan tentang orang lain. Jika kita berpikir sesorang itu jahat, andai itu benar, kita pasti akan menjaga jarak dengan mereka dan menciptakan dinding itu sendiri. seandainya mereka yang kita anggap jahat itu baik, betapa bodohnya kita telah menutup diri untuk mengenalnya lebih jauh. Tapi jika mereka benar2 jahat, kita telah melepaskan sebuah kesempatan untuk tahu alasan mereka, kelemahan mereka, hingga cara untuk merubah cara berpikirnya.
Kadang ada Beberapa orang tidak mau yang untuk mendekati orang yang membenci mereka hanya karena terlalu takut untuk tahu alasannya. Alasannya kadang ada pada sikap kita pada mereka, kadang perlakuan kita yang tdk baik, apapun yg membuat seseorang membenci kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar