dari hari senin tanggal 1 juli 2013 sejak saya berobat di dokter spesialis mata, mata saya hanya sedikit mengalami perubahan. mungkin karena baru beberapa hari mungkin.
ini foto pada tanggal 1 juli 2013
sedangkan ini foto pada tanggal 4 juli 2013
masih pada tgl yang sama, nampak depan
saya masih meminum obat yang diberikan diberikan dokter spesialis mata dan memakai tetes mata yang beliau juga resepkan. saya harus memakai tetes mata itu 6 kali sehari. selidik punya selidik, saya masih ragu dengan diagnosis yang dokter berikan, saya sendiri juga agak kurang jelas dengan penjelasan beliau tentang mata saya.
dokter umum mengatakan kalau saya ini sakit mata, mungkin sakit matanya ini mengarah pada dugaan konjungtivitis, yaitu sakit mata menular dan biasanya mata si penderita mengalami belekan (atau keluar kotoran di mata terus menerus).
mungkin dokter umum ini kurang teliti memeriksa mata saya dan tidak hati-hati dalam memberikan diagnosanya. padahal mata saya tidak ada belekan.
lalu dokter spesialis mata mengatakan kalau mata saya iritasi, sebenarnya saya kurang jelas dengan hal ini, lalu saya mencari tau di google, dapat lah saya apa yang di maksut dokter tersebut bercak merah pada mata disebut juga dengan perdarahan subkonjungtiva atau bahasa kerennya Subconjungtival bleeding,
Pada konjugtiva mata manusia terdapat
pembuluh-pembuluh darah halus yang disebut pembuluh darah kapiler yang
berfungsi sebagai pemberi nutrisi dan oksigen bagi sel-sel konjungtiva
mata.
Konjungtiva adalah bagian pada bola mata yang
berwarna putih sedangkan garis-garis merah halus itulah kapiler-kapiler
dari pembuluh darah.
Kebanyakan perdarahan subkonjungtiva terjadi secara spontan tanpa
ada penyebab yang pasti karena perdarahan ini datang dari pembuluh
darah konjungtiva. Sering kali orang malah menemukan adanya perdarahan
subkonjungtiva ketika ia terbangun di pagi hari ketika bercermin.
Kebanyakan perdarahan subkonjungtiva yang spontan justru diperhatikan
pertama kali oleh orang lain yang memandang mata kita.
Beberapa hal berikut bisa saja menghasilkan perdarahan subkonjungtival yang spontan:
- Bersin;
- Batuk;
- Muntah;
- Menggosok mata;
- Trauma (perlukaan);
- Tekanan darah tinggi;
- Kelainan perdarahan;
- Atau kelainan medis yang menyebabkan perdarahan atau menghambat mekanisme penjendalan darah.
Perdarahan subkonjungtiva juga dapat terjadi bukan secara spontan dan
merupakan akibat dari infeksi mata yang parah, trauma terhadap kepala
atau mata, atau setelah operasi mata atau kelopak mata.
Lebih banyak tidak ada gejala spesifik yang berkaitan dengan
suatu perdarahan subkonjungtiva selain terlihat darah pada bagian putih
mata.
Sangat jarang orang merasakan nyeri saat perdarahan dimulai.
Ketika perdarahan pertama kali terjadi, Anda mungkin mengalami rasa
tidak nyaman atau “rasa ada sesuatu” di di mata atau di balik
kelopaknya. Ketika perdarahan selesai, beberapa orang masih merasakan
iritasi yang sedang atau semata-mata rasa tidak nyaman yang membuat dia
selalu membawa pikirannya untuk mengamati matanya sendiri.
Perdarahan sendiri adalah sesuatu yang pasti, wilayah merah terang yang berbatas tegas berada di sklera. Dalam area itu biasanya seluruh bagian putih tertutupi oleh darah.
Pada kasus perdarahan subkonjungtiva yang spontan, tidak ada darah yang keluar dari mata. Semisal Anda menempelkan secara halus tisu yang steril pada bola mata, maka tidak ada darah yang menempel pada tisu.
Perdarahan akan tampak meluas/membesar dalam 24 jam pertama setelah onset (pertama kali terjadi) dan secara perlahan berkurang ukurannya bersamaan dengan darah diserap kembali.
Perdarahan sendiri adalah sesuatu yang pasti, wilayah merah terang yang berbatas tegas berada di sklera. Dalam area itu biasanya seluruh bagian putih tertutupi oleh darah.
Pada kasus perdarahan subkonjungtiva yang spontan, tidak ada darah yang keluar dari mata. Semisal Anda menempelkan secara halus tisu yang steril pada bola mata, maka tidak ada darah yang menempel pada tisu.
Perdarahan akan tampak meluas/membesar dalam 24 jam pertama setelah onset (pertama kali terjadi) dan secara perlahan berkurang ukurannya bersamaan dengan darah diserap kembali.
ini lah yang terjadi pada mata saya, karena saat beberapa jam saya merasa area merahnya tampak meluas, ternyata ini adalah hal yang wajar terjadi.
Kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam satu atau dua
minggu. Biasanya, pemulihan terjadi utuh, tanpa adanya masalah jangka
panjang, sama seperti memar ringan pada kulit. Seperti memar, suatu
perdarahan konjungtiva dapat berubah warna (lebih sering dari merah
menjadi oranye kemudian kuning) sebagaimana proses sembuhnya.
Bedanya karena pada konjungtiva lapisannya transparan, jadi
perubahan warnanya tidak mirip pada memar di mana kita melihat melalui
kulit.
dengan ini saya makin bertambah optimis mata saya bisa kembali normal, walaupun ini masih berupa spekulasi saya yaaa?? mohon doanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar